Minggu, 30 Januari 2011

Eli versus Abby, Oscar versus Owen



bru kmaren aku ngepost nungguin film let me in masuk jogja, ternyata dvdnya udah masuk dluan... sempet dilema sih antara pengen nungguin di bioskop sama nonton lgs skarang. emhhh... setelah bolak balik di toko dvd akhirnya aku putusin lgs nonton. ternyata rasa penasaran lebih ngalahin rasa penghargaanku dengan nunggu muncul di bioskop. haha

oke... mumpung kesan filmnya masih kuat. aku pengen bahas kedua film yang diadaptasi dari novel yang sama ini. yang pasti, susah banget ngelepasin image film yang sudah aku tonton duluan, pasti sadar ga sadar aku ngebandingin keduanya. walaupun Mat Revees patut diacungin 4 jempol untuk ngebebasin let me in dari bayang-bayang let the right one in.

sungguh!

nonton 2 film itu seakan-akan nonton film yang berbeda meskipun bebrapa jalan cerita dan dialognya mudah diketahui karena dibuat dari novel yang sama. tapi aku sungguh menikmati let me in tanpa harus terlalu terbayangi let the right one in.

vampir,
adalah karakter yang sudah sangat sering dibawa ke dalam berbagai macam adaptasi seperti film, buku, atau novel. tapi sampai beberapa saat yang lalu vampir selalu digambarkan
mengerikan memiliki taring yang panjang dan menclok kesana kesini untuk memangsa org. robert pattison sendiri merupakan salah satu vampir pertama yang modern sekaligus tidak digambarkan menyeramkan. tapi cinta terlarang antara bella dan edward sering terasa terlalu mendayu dayu dan sangat telenovela buat sebagian orang.

kehadiran let the right one in dan let me in dapat dikatakan angin segar untuk sebagian orang. pengembangan karakter vampir modern yang sangat baik dan mendobrak karakter vampir lainnya.


Let The right One In


buat aku, LTROI jauh lebih mengedepankan suasana yang sunyi dan dark dalam filmnya. didominasi musik-musik yang hening dan tenang LTROI membuat penonton lebih hanyut dalam cerita sekaligus terkadang merasa bosan karena kemonotonannya. tokoh Eli yang diciptakan sangat manusiawi dan tidak terasa vampir selain kehausannya akan darah.

Penciptaan karakter vampir yang manusiawi seperti ini sangat memberikan angin segar diantara film-film vampir lainnya macam twilight. Kehebatan dan kekuatannya juga tidak terlalu diumbar-umbar sehingga penonton cukup tahu "dia bisa melakukan itu" tanpa perlu heboh dalam adegan-adegan heroik yang dapat terlihat sangat ngomik.

aku suka sekali karakter eli yang dibawakan lina leandersson. karakter yang ditampilkan sangat dalam, misterius, sekaligus manusiawi :D karena justru biasanya film vampir selalu mengumbar-umbar kemampuan khusus yang mereka miliki. sangat jarang karakter vampir yang membumi seperti eli.

oscar sendiri memiliki pendalaman karakter yang cukup baik hanya saja sayang tidak sememorable eli. terkadang aku sendiri melihat hal-hal yang kurang pas dalam karakter oscar dimana seharusnya dia adalah anak yang masih berumur 12 tahun dan baru saja bertemu vampir. semanis apapun vampir tetaplah mengerikan karena ia minum darah. tapi oscar dapat dengan mudahnya menerima eli seakan-akan dia anak perempuan yang biasa dan dia sudah
biasa bertemu vampir. ahaha

diluar pendalaman karakter, film LTROI di buat dengan baik sekali. dan anda tidak akan rugi menontonnya.

Let Me In



Film diawali dengan sebuah ambulance yang membawa seorang pria dengan luka bakar parah di wajahnya. sebuah kasus menimpa dirinya dan membuat ia harus diawasi polisi meskipun di rumah sakit, namun tiba-tiba pria itu melompat dari lantai 10 dengan meninggalkan sepotong tulisan yang ditujukan pada anak bernama abby.

setelah itu alur mundur ke 2 minggu sebelumnya. menceritakan tentang owen yang selalu di bully oleh 3 teman sekelasnya. keluarga owen yang berantakan juga cukup membuat ia menjadi anak yang intovert dan memiliki hobi yang cukup buruk. mengintip.

sampai sebuah pertemuan kecil dengan seorang anak bernama abby menghilangkan rasa kesepian yang dirasakannya. merekapun menjadi sering bertemu dan mengeluarkan isi hati. singkat cerita mereka jatuh cinta. masalah baru saja muncul saat ternyata gadis kecil yang ditemuinya bukanlah seorang gadis kecil biasa.

abby yang diperankan chloe moretz cukup menarik meskipun belum bisa mengalahkan image yang diciptakan eli. abby dalam let me in terasa sangat casual dan pakaian yang cukup up2date. tidak salah, hanya saja menghilangkan kesan dark yang dimiliki oleh abby. lagipula abby bukannya sudah berusia 12 tahun dalam waktu yang lama? yang kemungkinan besar masih memiliki selera agak kolot? well, itu hanya pendapatku saja sih. karakter yang dibawakan chloe sendiri kurang misterius dan kurang terasa ke'dalaman' karakternya. ou ya, satu lagi. aku sedikit meyayangkan abby saat menjadi vampir kenapa harus terlihat berbeda (muka dan warna mata) dan seperti binatang?

untuk karakter owen, aku malah merasa lebih cocok diperankan oleh kodi smit. ekspresi yang dibawakan dan setiap tindakan yang dilakukan terasa lebih realistis dengan umurnya yang memang baru 12 tahun. namun dengan kerealistisan yang dibawa dalam let me in ini, ikatan emosi yang dirasakan antara kedua tokoh ini malah terasa hilang. hanya terasa seperti anak kecil yang saling berteman seperti biasa tanpa ada perasaan terikat satu sama lain.

diluar pendalaman karakter, penyertaan musik dalam let me in aku rasakan terkadang malah terlalu heboh dan sangat film horor...





bila ditanya film mana yang lebih baik,

itu adalah pertanyaan yang sangat sulit karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. seperti karakter eli yang lebih "dalam" dari pada abby atau karakter owen yang justru lebih realistis daripada oscar. LTROI sendiri menciptakan keheningan yang justru mendukung suasana dark dalam film. sedangkan let me in sendiri aku rasakan masih kurang pas dalam penataan musiknya. seandainya saja kedua film ini dapat digabung....

hanya saja ada satu yang justru aku anggap poin plus dri let me in.

dalam let me in ada detektif dan polisi yang terlibat (yeiii) kemunculan ini jelas-jelas menjawab pertanyaanku pada film LTROI yang tidak menampilkan polisi sama sekali. hey, what's going on? ada sekitar 5 orang yang mati dan tidak ada satu polisipun yang muncul? atau mencari tahu penyebab kematian mereka? dalam hal ini jelas let me in dirasakan jauh lebih realistis.

dua film ini memang didasarkan dari buku yang sama. tapi aku rasa tidak ada salahnya dan tidak ada ruginya menonton kedua film itu. tenang, anda tidak akan merasa menonton film yang sama dua kali kok. :D

untuk pink-o-meter aku ga bisa nentuin film mana yang lebih baik karena keduanya sama-sama baik jadi aku beri keduanya nilai yang sama :D


Pink-o-meter: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 komentar:

  1. i think im gonna put it on my list movie.
    thank u astrid.
    and oh, i link u already.

    BalasHapus
  2. hoho anda harus menontonnya... tp buat let the right one in mungkin agak susah carinya. soalnya itu film jerman (klo ga salah :D)

    waaa... makasih banyaaakk ^^

    BalasHapus
  3. ilustrasi km taruh di blog ini jg atuhlah. dan bergabunglah dgn para blogger ilustrasi laennya. hehehe...

    BalasHapus
  4. wahahahaha..... baiklah...
    aku masukin ilustrasi2 aku deh... tenang aja :)

    BalasHapus