Saat si hitam menari-nari di dalam merah

aku punya teman kuliah,

tidak dekat memang, tapi aku tahu dia orang yang baik dan juga punya banyak teman

dia orangnya ramai, kalau tertawa keras dan heboh, tapi aku suka dia. dia baik, dan ga pernah sombong

pagi ini dia bercerita banyak di note fesbuknya

menceritakan banyak sekali kisah antara ia dan sahabat-sahabatnya

menarik sekali membaca persahabatan mereka. tapi aku tahu, ada si hitam yang menari-nari kecil di dalam merahku.

aku iri

aku tidak pernah punya teman sampai sedalam itu. benar-benar menangis bersama, tertawa bersama, menderita bersama, bahagia bersama. aku punya teman, tapi entah kenapa aku sering merasa kami tidak lebih dari sekedar itu. padahal kami telah bersama-sama selama 4 tahun.

bayangkan.

4 tahun itu bukan waktu yang singkat.

4 tahun itu 12 bulan dikali 4.

4 tahun itu 365 hari (kabisat ga diitung) dikali 4.

4 taun itu waktu yang lamaaa...

tapi dari dulu hingga sekarang terasa begini begini saja. hambar... inilah yang kusebut sebagai teman.. atau sahabat? entah

kuakui,

aku iri. aku benar-benar iri dia bisa memiliki teman yang benar-benar teman. tapi aku juga tak bisa menghakimi temanku begitu saja. sudah pantaskah aku sendiri sebagai seorang teman? apa aku yang terlalu cuekkah? yah, memang sudah dasarnya aku berkarakter cuek. tapi apa inikah sebabnya yang membuat aku tidak memiliki teman yang benar-benar teman?

yah,

ini hanya curhat di siang hari. curhat setelah makan siang. curhat yang segera hilang setelah dikeluarkan. setidaknya uneg-unegku bisa dikeluarkan disini. trimakasih kepada orang-orang yang mau membaca sampah ini (haha) dan juga kepada blogku ini yang mau saja kucurhati :D

satu lagi

terima kasih untuk kamu yang diam-diam hadir di hariku padahal sering kucueki. hehe

aku tau suatu saat nanti kamu pasti baca ini ;)

jadi kusampaikan trimakasihku dsini

thanks :D