The man who can’t be moved

gambar dari sini
Suatu hari ada seorang laki-laki yang tidak bisa kemana-mana. Ia menunggu kekasihnya, menunggu dan terus menunggu. ia menatap setiap orang yang lalu lalang, mencoba mencari wajah yang dikenalnya selama bertahun-tahun. Tampak selembar kertas digenggamannya, wajah orang yang dicintainya beserta tulisan ”jika kalian melihat wanita ini, kalian bisa memberitahukannya padaku.”
Namun ia tak menemukan wajah itu dmana-mana, tak ada juga yang memberitahu apapun. ia menunduk sedih. Ia terduduk diam, dan kembali menunggu.
Matahari bersinar terik hari ini, semua orang yang berjalan melihatnya. Bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan pria dekil itu disana dengan kardus-kardusnya yang kotor. Tapi tak ada yang mencoba bertanya. Semua berlalu begitu saja dengan tatapan dan pikiran mereka masing-masing. Tak ada yang tahu bahwa ia sedang menunggu kekasihnya disini. Menunggu orang yang sangat dicintainya kembali.
Berhari hari lamanya ia menunggu, tidak peduli teriknya matahari, dinginnya hujan, ia tetap menunggu. bagaimana ia bisa pergi kalau kekasihnya nanti datang? ia tidak ingin saat kekasihnya datang tak ada dirinya disitu. Ia pun kembali menunggu.
Beberapa orang tampak ingin memberinya uang, beberapa tampak kasihan dan menawarkan bantuan. Kalian tidak mengerti. I'm not broke I'm just a broken hearted man…
Hari ini dadanya sesak sekali, dirinya sangat merindukan kekasihnya itu, merindukan aroma yang biasa dia cium, merindukan tangan yang selalu ia genggam, merindukan mata yang selalu ia tatap , merindukan setiap jengkal dirinya. Ia menenggelamkan dirinya kembali sampai tertidur.
Ia teringat kembali pertengkaran terakhir mereka, teringat kembali wajahnya saat pergi dengan pria itu. Ada tangan lain yang menggenggam tangan yang selalu ia genggam itu. Dadanya kembali sesak. Ia menenggelamkan kepalanya semakin dalam sampai tangannya terasa sakit. Ia terus menunggu.
Ada lubang besar di sepatunya hari ini, beberapa orang ingin memberinya uang. tapi tak ada yang tahu ada lubang yang jauh lebih besar di dalam dadanya. Dan tak ada yang dapat menutupnya.
Sudah seminggu lebih ia tak beranjak. Ia tak bisa pergi. Ia ingin berada di sini, di tempat mereka bertemu pertama kalinya, tempat mereka jatuh cinta. Supaya suatu hari ketika kekasihnya itu terbangun dan sadar bahwa ada yang lebih mencintainya, ia dapat kembali ke tempat ini kapanpun ia mau. Bagaimana ia bisa pergi sementara dirinya masih mencintai wanita itu?
Ia pun kembali menunggu
Menunggu…
Menunggu…
Menunggu…
Menunggu…
menunggu…
menunggu…
menunggu…
menunggu…
Dan menunggu.
Tapi ia tak kunjung datang…